A. Arti Anugerah dalam Perjanjian Lama
Perjanjian Lama tidak hanya menggunakan satu kata untuk menjelaskan konsep anugerah, melainkan beberapa kata dengan pengertian-pengertian yang saling berkaitan dan yang menjadi latar belakang bagi arti penuhnya dalam Perjanjian Baru.
A.1. Makna Istilah Khen dan Khesed
A.1.1. Kata Istilah “khen”
Kata khen ini kata kerjanya ialah : khanan, yang artinya: “membongkok” dan “merendahkan diri” yang meliputi pengertian menurunkan perhatian atau kasih (Yer. 22:23; Hak.21:23). Akar katanya terlihat dalam nama-nama orang, misalnya Hannah, Hanan, Hanami, Hananiah. Istilah ini muncul sebanyak 225 kali dalam Perjanjian Lama.
Istilah khen ini digunakan dalam beberapa bagian Alkitab untuk menggambarkan secara menakjubkan kasih karunia Allah kepada manusia. Misalnya dalam:
Keluaran 33:13, Musa memohon rahmat Ilahi yang penuh bagi umat Allah sesudah pemberontakan Israel waktu Taurat diberikan.
Keluaran 34:6-8, Allah memperpanjang anugerah-Nya dalam memberikan Taurat kedua kalinya. Hal ini merupakan pemberian tanpa pamrih dari Dia yang Superior (Allah) kepada yang inferior atau rendah (manusia).
Yeremia 31:2, anugerah disini ditunjukkan dalam rangka peninjauan ke belakang pada pembebasan Israel oleh Allah dari ujian-ujian hidup dalam perjalanan ke negeri perjanjian.
Zakharia 12:10, dalam nubuat masa depan tentang pertobatan dan pembaruan Israel. Masa itu dinyatakan sebagai masa anugerah atau masa penuangan anugerah Allah.
Ayub 33:24, Mazmur 26:12b, dan juga Keluaran 33:19, merupakan ayat-ayat penting yang dekat pengertiannya dengan penebusan dari dosa. Ayat-ayat lain misalnya Ayub 9:1,15, dan banyak ayat lain dalam Mazmur yang memberikan indikasi kaitan istilah ini dengan dosa.
Jadi, dapatlah disimpulkanm bahwa kata khen mengandung beberapa pengertian. Pengertian tersebut adalah:
Pemberian yang cuma-cuma dari yang Superior kepada yang inferior, yaitu sesuatu yang tidak disangka-sangka dan tidak ada kelayakan dari si penerima;
Istilah ini lebih cenderung membicarakan pembebasan dari kesulitan hidup sehari-hari; dan
Ada juga pengertian penebusan dari dosa, meskipun tidak banyak.
A.1.2. Makna Kata “khessed”
Istilah ini muncul kurang lebih 250 kali di dalam Perjanjian Lama (PL) dan barangkali merupakan istilah yang paling erat hubungannya dengan istilah Perjanjian Baru (PB), kharis, yang berarti “anugerah”. Menurut C.H. Dodd, “Asosiasi dari istilah ini ada pengaruhnya dalam penggunaan istilah kharis yang berbeda dengan penggunaan biasa bahasa Yunani.” (C.H. Dodd, The Bible and The Greek, London, Hodder and Stoughton, 1954 , hal. 63-64). Ryrie menyimpulkan dalam bukunya The Grace of God (C.C. Ryrie, The Grace of God, Chicago Moody Press, 1970, hal. 16) bahwa terlibatnya perasaan yang dalam adalah hal pertama yang bisa diamati dari akar kata khesed. Hal kedua melibatkan pengertian hubungan intim antara Allah dan manusia dalam rangka perseorangan, ataupun secara kelompok, karena perjanjian unilateral. Yang ketiga, ialah apabila kedua pengertian di atas digabungkan, maka arti yang nampak kuat dalam istilah khesed ini adalah bahwa anugerah Allah itu teguh, tahan uji, dan kokoh. Jadi gagasan kesetiaan (bukannya kebaikan atau rahmat) yang menguasai hubungan yang disebut tadi.
Beberapa ajaran lain yang melibatkan khesed ini ialah :
A.1.2.1 Ajaran Tentang Khesed #1:
Persekutuan dengan Allah di Perjanjian Lama Persekutuan dengan Allah dalam “Perjanjian Lama,” (Old Covenant), dimungkinkan karena kasih setia Allah yang kekal dan tahan uji (Mzm. 5:6-8, 36:8, 48:9-10).
(a) Dari segi manusia diharapkan agar manusia itu akan memelihara kesaksian-kesaksian upacara-upacara, dan hukum-hukum Tuhan dan jiwa kasih dan takut (Mzm.103:18; Ul 7:12;Neh. 1:5);
(b) Penarikan khesed karena ketidaktaatan berarti pengadilan dan murka Allah dinyatakan (Yer. 16:5), Bath Kol di “masa diam” (silent period) selama kira-kira 400 tahun adalah kasus yang menggambarkan hal ini.
A.1.2.2 Ajaran Tentang Khessed #2: Perjanjian Daud dan Musa
Perjanjian Daud dan Perjanjian Musa berhubungan erat dengan khesed ini (2 Sam. 7:15; Kel. 20:6).
Pelepasan Allah berakar pada khesed Allah. Pembebasan dari musuh-musuh, keresahan-keresahan karena penuduh-penuduh, dari pengembaraan, dari air yang dalam, dan dari sheol yang dalam, disebabkan karena kasih karunia Allah.
Penyegaran rohani umat dikaitkan dengan khesed (Mzm. 85:7-9). Ayat 7 berbicara tentang penyegaran rohani secara nasional dan ayat 8 berbicara tentang penyegaran rohani secara perorangan.
Penerapan yang berupa tuntutan sehari-hari (Mzm. 143:8) dan ajaran untuk meniru teladan Allah (Mzm. 119:64, 124), beralaskan pada sifat Allah ini.
Pengampunan dosa umat disebabkan oleh khesed Allah. Hal ini dapat dilihat dari doa-doa Musa, Samuel (Bil. 14:29, Dan 9:4, 15,18) dan Daud (Mzm. 51:3).
Pengharapan orang-orang saleh Israel adalah berdasarkan pada anugerah (kesetiaan dan kemurahan) Allah.
Pujian sering ditujukan kepada Allah karena anugerah-Nya (2 Taw. 5:3, Mzm. 3:11).
Pemeliharaan dunia tidak dapat dipisahkan dari khesed Allah (Mzm. 93:18;42:9;94:18; Mzm. 119 :76-77; Ayub 37:10-13; Dan 1:9; Est 2:9, 17; Rat 3:22)
Dari uraian-uraian di atas, maka kesimpulan tentang konsep anugerah dalam PL adalah sebagai berikut :
Ada ayat-ayat dalam PL yang menunjukkan bahwa anugerah Allah adalah karakter Allah yang hakiki dan yang ditanamkan juga kepada karakter manusia.
Khen adalah suatu sikap tanpa pamrih oleh Sang Superior (Allah) kepada inferior (manusia). Terutama berhubungan dengan berkat-berkat pembebasan secara jasmaniah dari kesulitan-kesulitan hidup.
Khesed adalah kasih setia yang teguh antara dua kelompok yang mempunyai hubungan kekeluargaan dan khususnya dalam Perjanjian-perjanjian dimana Allah terlibat dengan umat-Nya, sedangkan khesed-Nya sebagai jaminan kuat.
Selain itu perlu dimengerti bahwa pernyataan anugerah lainnya dalam Perjanjian Lama. Hal itu nampak jelas di masa sebelum kejatuhan, kepada orang-orang beriman pada masa hukum Taurat. Terutama dalam rangka penguatan, dinyatakan pada masa perjanjian dengan Daud, dan dalam pekerjaan keselamatan dalam Perjanjian Lama.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada dua macam anugerah. Yang pertama ialah anugerah Umum (Common Grace) yang berkaitan dengan kebutuhan kesehari manusia dan anugerah Khusus (Special Grace) yang berhubungan dengan keselamatan dari dosa.
A.2. Cara Allah Menyatakan Anugerah-Nya dan Cara Menyikapinya
Cara Allah menyatakan anugerah-Nya dan cara menyikapinya sebagai berikut :
A.2.1. Cara Allah #1: Menyatakan Anugerah-Nya
Cara utama Allah menyatakan anugerah-Nya dalam Perjanjian Lama dapat dilihat dalam pengalaman Nuh (khen-Kej.6:8), pengalaman Ibrahim (khen-Kej.18:3, khesed-Kej.32:10), Yusuf (khesed-Kej. 39:21; 43:29), Israel sebagai umat (khesed, Kel. 15:13), Musa (kel. 33:11-17).
A.2.2. Cara Allah 2#: Peranan Iman
Peranan iman. Dalam rangka keselamatan jelas bahwa dalam Perjanjian Lama, keselamatan adalah anugerah Allah yang diberikan sebagai tanggapan terhadap iman. Dalam tiap-tiap periode ujian, manusia ternyata tak berdaya sama sekali, sehingga untuk diselamatkan ia bergantung kepada anugerah Allah. Dalam hal ini iman mendapat tempat yang utama (Kej. 15:6). Manusia beriman kepada Allah, dan sebagai hasilnya, ialah anugerah keselamatan dari Allah. Lihat juga Mazmur 26:1; Mazmur 4:5; Mazmur 78:7.
A.2.3. Cara Allah 3#: Sasaran Iman
Cara sebagai sasaran iman. Ayat-ayat berikut ini menunjukkan hal itu. Bilangan 14:11;20:12; Ulangan 1:32; 2 Raja-raja 17:14, 2 Tawarikh 20:20. Dalam ayat-ayat ini perjanjian Yahweh digunakan. Dalam Mazmur 78:22 dan Yunus 3:5 nama Allah yang dipakai adalah Elohim. Ternyata sekali bahwa sasaran iman mereka adalah Allah.
A.2.4. Cara Allah 4#: Allah Sebagai Sasaran Iman
Allah Juru Selamat sebagai sasaran iman. Allah juga diketahui sebagai Juru Selamat (2 Sam 22:3; I Sam. 2:1; Mazmur 119:123). Bahkan Ia dinyatakan sebagai sumber keselamatan satu-satunya. (Lihat Yunus 2:9; I Sam. 14:39 Yeremia 17:14). Bahkan dua pernyataan Perjanjian Baru yang mengikhtisarkan pengampunan dalam Perjanjian Lama menyatakan hal yang sama (Kis. 17:30; Rm. 3:25).
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari hal-hal di atas adalah:
Allah menunjukkan bahwa manusia diselamatkan karena anugerah-Nya, oleh iman kepada-Nya melalui pengalaman Bapak-bapak beriman dan melalui janji-janji-Nya.
Allah membuat janji-janji dengan manusia adalah agar ada persekutuan antara-Nya dengan ciptaan-Nya, yang juga adalah anugerah-Nya;
Allah menyediakan sarana buat keselamatan kekal manusia; dan
Allah juga memberikan anugerah-Nya yang bersifat temporal.
Bagaimanapun juga, pernyataan anugerah keselamatan dari Allah dalam Perjanjian Lama sangatlah samar-samar, seperti negatip film bila dibandingkan dengan anugerah dilihat pada potret Anak Allah, Yesus Kristus dalam Perjanjian Baru.
B. Arti Anugerah dalam Literatur Yunani
Dua istilah anugerah yang digunakan dalam bahasa Yunani yaitu, pertama, kharis yang berarti sesuatu yang mendatangkan kepuasan dan menjamin sukacita. Lingkup penggunaannya luas dan umumnya digunakan dalam arti
Keindahan fisik (Hesiod, Work and Days (5);
keindahan karya seni (Aeschylus, Agemmemnon 405-406);
kata-kata indah (Homer, Oddysey VIII:175);
keindahan lagu (Pindar Olympia 1:17, 30-32);
kesedapan hidup (Eripides Medea 227); kemuliaan suatu kemenangan (Pindar Olympia VIII:77-80);
kemuliaan suatu kematian yang bernilai (Aeschylus Agemmemnon 1304);
keindahan rupa dan karakter (Aristhohanes Vespae 1278).
Kemudian terkandung di dalamnya juga pengertian sukacita dan kepuasan (Plato Gorgias 462C; Sophist 222E).
Akhirnya juga terkandung pengertian perbuatan yang baik yang berbentuk hadiah.
Bahkan syukur terhadap pemberian itu sendiri sering dipakai istilah kharis (Sopochles, Oedipus Coloneus, 635-637). Sasaran kharis juga sering digunakan untuk memperoleh anugerah itu (Pindar Olympia 1:75-78). Meskipun arti kharis mendekati arti dalam PB, namun jelas ada perbedaan tertentu.
Jadi kesimpulannya, kharis dalam literatur Yunani non Alkitabiah mempunyai pengertian sebagai berikut:
Suatu keindahan dalam bentuk obyektif (lahiriah);
Secara subyektif sikap batin yang dirasakan seseorang (batiniah);
Artinya juga berhubungan dengan perasaan timbal balik dari penerima, yaitu rasa syukur; dan
Syukur dalam bentuk kata kerja bantu berarti “bagi kepentingan memperoleh sesuatu” seperti ungkapan Yunani kharis tinos (J.A. Robinson, St.Paulus Epistles to the Ephesians, Macmillan Co. 1914, hal 221).
C. Arti Anugerah (Kharis) dalam Perjanjian Baru
Istiulah Yunani kharis yang diterjemahkan sebagai “anugerah” digunakan 155 kali dalam Perjanjian Baru, 10 kali di antaranya oleh Paulus. Dan dari penyelidikan di atas ternyata istilah kharis ini memiliki kekayaan arti yang luar biasa. Inilah harta kekristenan yang istimewa. Yohanes membuka Injilnya dengan mengidentifikasikan Yesus sebagai pembawa anugerah: “sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.” (Yoh. 1:17).
Beberapa penggunaan dalam Perjanjian Baru adalah: pengertian sukacita dan kepuasan serta keindahan, terlihat dalam sekurang-kurangnya dua bagian PB, yaitu Lukas 4:22 (kharitos): “dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkanNya, lalu kata mereka: “bukankah Ia ini anak Yusuf?” Efesus 4:29 (kharin): “Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.” Arti perbuatan baik, kasih, karunia, simpati, terdapat dalam beberapa ayat juga (Luk.1:3, khariste; 2:52, khariti paratheo).
C.1. Arti Kharis #1: Pernyataan Kasih Allah
Arti yang berhubungan dengan pernyataan kasih Allah tanpa disebabkan kebaikan manusia, terlihat dalam Kis. 11:23; Rm. 11:6; 2 Kor 4:15; 6:1; 2 Tes.1:2. Menurut Thayer, ini adalah perbuatan Allah, yang berhubungan dengan hal-hal rohani, di mana Tuhan menurunkan pengaruh kesucian-Nya kepada jiwa manusia dan membolehkan mereka percaya kepada Kristus, dan memelihara, menguatkan, menumbuhkan mereka dalam iman, oleh karena pengetahuan dan kasih, dan menggalakkan mereka untuk berlatih dalam buah Kristen. (J.H. Thayer, A Greek-English Lexicon of the New Testament, New York, American Book Co, 1889, hal 616).
C.2. Arti Kharis #2: Pengucapan Syukur
Penggunaan dalam pengucapan syukur seperti dalam: “Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku.” (1Tim 1:12).
“Aku mengucap syukur kepada Allah, yang kulayani dengan hati nurani yang murni seperti yang dilakukan nenek moyangku. Dan aku mengingat engkau dalam permohonanku, baik siang maupun malam.” (2 Tim 1:3). “Mereka semua makan makanan rohani yang sama.” (1Kor 10:3).
C.3. Arti Kharis #3: Pernyataan Berkat
Arti yang menyatakan berkat-berkat yang bersumber kepada anugerah keselamatan dalam Kristus, meliputi :
Anugerah keselamatan oleh Yesus (1 Petrus 1:10, 13; 2 Kor 8:9);
Kristus pribadi sebagai wujud anugerah kebenaran (Yoh 1:18; I Kor 15:8-10);
Seluruh kondisi akibat keselamatan seseorang (Rm 5:2; I Petrus 5:12);
Juga berkatberkat sementara di dunia ini (2 Kor 9:8).
C.4. Arti Kharis #4: Istilah –Istilah Lain
Istilah-istilah lain yang digunakan dengan akar kata kharis adalah : (1) kharito, yang berarti memberikan anugerah terhadap seseorang (Lukas 1:28); (2) kharisma, yang berarti pemberian karunia rohani (Rm. 12; I Kor. 12; Ef. 4). Penggunaan kharis dalam PB dapat disimpulkan sebagai berikut :
Konsep anugerah dalam PB meliputi juga arti dalam bahasa Ibrani dan Yunani klasik. Konsep ini dipertinggi dengan pengertian Juru Selamat Yesus Kristus;
Pemberian cuma-cuma anugerah Allah dalam pribadi Kristus itu adalah arti khusus PB. Pengorbanan diri-Nya sendiri sebagai anugerah (Rm. 6:11; 25:15; Ef. 2:8) dan yang menang atas hukuman dan kuasa dosa (Rm. 5:12; 6:1-23);
Bila telah diterima, anugerah itu memerintah hidup rohani penerima dan mendatangkan anugerah demi anugerah. Alhasil anugerah Allah melengkapi dan menguatkan dan mengontrol semua bidang hidupnya (Kol. 4:6; Tes 2:16; 2 Tim. 2:1); dan
Akibatnya orang-orang beriman (Kristen) itu memulangkan syukur (anugerah) kepada Allah bagi kekayaan anugerah yang tak terlukiskan itu (2 Kor. 9:15). Jadi dalam anugerah Allah ada penebusan, pimpinan, penghiburan kekal, dan pengharapan abadi.