PENDAHULUAN
Kisah kemenangan YESUS dalam menghadapi pencobaan di padang gurun (Mat. 4:1-11) merupakan bagian Alkitab terpenting untuk menjawab isu dalam Kristologi apakah Yesus dalam kemanusiaan-Nya peccabiliy (dapat berdosa) atau impeccability (tidak dapat berdosa) . Lebih penting lagi, nats ini menyingkapkan makna penting kemenangan Yesus atas pencobaan karena memberikan pemahaman mengenai jati diri-Nya sebagai Anak Allah yang amat krusial bagi keselamatan dan kehidupan rohani kita sebagai orang percaya.
HAKEKAT PENCOBAAN YESUS
Pencobaan, jika itu dilakukan oleh Iblis, maka tujuannya adalah agar pribadi yang dicobai jatuh dalam dosa. Keberdosaan itu terjadi ketika keinginan Iblis dipenuhi. Jadi, ketika Alkitab menyatakan bahwa "Yesus ... dicobai Iblis" (4:1), tentu tujuan dari pencobaan itu adalah agar Yesus berbuat dosa. Dalam catatan Injil Matius mengenai peristiwa pencobaan (Mat. 4:1-11), kita melihat bahwa Iblis menghendaki agar Yesus membuktikan bahwa diri-Nya adalah Anak Allah. Dua kali Iblis memulai dengan klausa "Jika Engkau Anak Allah ..." (Mat 4:3, 8 ITB). Permintaan Iblis ini sebenarnya menempatkan Tuhan Yesus pada posisi dilematis, karena pada satu sisi, jika dipenuhi, maka Dia berdosa; namun, di sisi lain, Dia harus menunjukkan bahwa Dia memang Anak Allah sehingga: (1) Suara Allah Bapa dari surga yang menyatakan bahwa Yesus adalah Anak-Nya yang kekasih dalam peristiwa pembaptisan-Nya memang benar dan bisa dipercaya (Mat. 3:17) dan (2) Pembuktian bahwa Yesus memang adalah Anak Allah penting, karena identitas ini menjadi alasan bagi orangorang (termasuk juga Iblis tentunya) untuk harus mendengarkan dan mentaati-Nya (lih. Mat. 17:5).
KEMENANGAN YESUS ATAS PENCOBAAN DI PADANG GURUN
Kemenangan Yesus dalam menghadapi pencobaan di padang gurun ini penting, karena menunjukkan bahwa Yesus tidak ada berbuat dosa, dan juga sekaligus membuktikan bahwa Dia tidak memiliki potensi atau kemungkinan untuk berbuat dosa (impeccability). Lebih penting lagi, kemenangan-Nya itu menunjukkan bahwa Dia memang adalah Anak Allah yang suara-Nya harus didengar dan dipatuhi (lih. Ibr. 1:2), karena pengenaan diri-Nya sebagai Anak Allah menunjukkan bahwa Dia sama dengan Allah Bapa (Lih. Yoh 5:18; 10:33). Kemenangan dalam pencobaan terjadi karena Yesus menolak memenuhi semua permintaan Iblis. Kemenangan ini menunjukkan bahwa Yesus memang itu jenius, karena Dia bisa keluar dari posisi dilematis itu (yakni, posisi antar "menolak permintaan Iblis untuk menunjukkan bahwa Dia adalah Anak Allah" dan sekaligus "menunjukkan kepada Iblis dengan cara-Nya sendiri bahwa Dia memang Anak Allah"). Lebih penting dari penyataan akan keunggulan-Nya adalah bahwa makna kemenangan itu yang menunjukkan bahwa Dia memang Anak Allah. Ada tiga fakta yang menunjukkan bahwa kemenangan Yesus atas pencobaan bermakna bahwa Yesus memang Anak Allah yang harus didengar dan ditaati oleh setiap ciptaan-Nya.14
A. YESUS ITU ANAK ALLAH KARENA KESATUAN FIRMAN-NYA DENGAN BAPA (MAT. 4:2-3)
Secara fisik Yesus memang lemah dan lapar setelah berpuasa selama empat puluh hari dan empat puluh malam sehingga perlu makanan. Iblis memanfaatkan keadaan lapar di padang gurun itu untuk mencobai Yesus agar membuktikan bahwa Dia adalah Anak Allah dengan cara merubah batu menjadi roti (4:2). Jawaban Yesus, "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah" (Mat 4:4 ITB), merupakan penolakkan mutlak terhadap pemenuhan permintaan Iblis dan sekaligus mematahkan asumsi Iblis bahwa hidup bisa bertahan hanya karena roti. Jawaban Yesus ini bahwa "manusia hidup ... dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah" ini sekaligus juga menunjukkan bahwa Dia adalah Anak Allah oleh karena itu berarti firman-Nya dengan firman Allah Bapa itu satu. Kesatuan firman antara Yesus dengan Bapa sehingga Yesus hanya mengerjakan kehendak dan pekerjaan Allah Bapa merupakan bukti bahwa Yesus adalah Anak Allah. Ketika orang-orang Yahudi mau membunuh Dia oleh karena Dia menyebut diri-Nya sebagai Anak Allah yang berarti menyamakan diri-Nya dengan Allah, Yesus menanggapi-Nya dengan menegaskan bahwa Dia hanya mengerjakan kehendak Allah Bapa saja, dan kehendak Allah Bapa yang dikerjakan-Nya adalah kehendak unik yang hanya bisa dikerjakan oleh Allah saja seperti membangkitkan orang mati dan memberikan kehidupan, serta menjalankan penghakiman (Lih. Yoh. 5:18-22).
B. YESUS ITU ANAK ALLAH KARENA KESATUAN-NYA DENGAN YHWH (MAT. 4:5-6)
Masih misterius mengapa Iblis membawa Yesus ke Kota Suci dan menempatkan-Nya di bubungan Bait Allah (Mat. 4:5). Kesannya Iblis ingin membawa ke dalam suasana yang paling pas bagi Yesus untuk membuktikan bahwa Dia adalah Anak Allah, yakni di Bait-Nya sendiri. Lalu, di Bait Allah itu ada banyak orang mencari dan menyembah Allah, jadi kesannya Iblis merasa Yesus bakal mau menunjukkan bahwa Dia adalah Anak Allah dengan cara memperlihatkan adanya malaikat yang menatang-Nya ketika jatuh dari bubungan itu, sehingga orang-orang Israel yang hadir dan melihat itu akan menerima dan mendengarkan Yesus sebagai Anak Allah. Menarik, jawab Yesus, "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!" (Mat 4:7 ITB). Sebagai penolakkan keras terhadap permintaan Iblis, jawaban Yesus memang bersifat normatif bahwa TUHAN Allah itu tidak boleh dicobai. Tetapi, karena Pribadi yang dicobai Iblis itu adalah Yesus Kristus sendiri (Mat. 4:1), maka ketika Yesus berkata agar jangan mencobai TUHAN, Allahmu, itu sama saja berarti Dia berkata kepada Iblis, "Jangan engkau mencobai Aku, Allahmu!" Artinya, pengutipan Ulangan 6:16 oleh Yesus dalam mengantisipasi pencobaan yang Iblis lakukan terhadap diri-Nya menunjukkan bahwa Yesus mengidentifikasi atau menganggap diri-Nya sebagai YHWH sendiri yang tidak mungkin bisa berdosa karena tidak memiliki kemungkinan atau potensi untuk berbuat dosa.
C. YESUS ITU ANAK ALLAH KARENA IBLIS "MENDENGARKAN"-NYA (MAT. 4:8)
Kelihatannya karena habis akal. Iblis tidak lagi meminta Yesus membuktikan bahwa Dia adalah Anak Allah. Iblis to the point langsung menawarkan kepada Yesus segala kerajaan dunia dengan segala kemegahannya asalkan Yesus menyembah Iblis! Jelaslah Tuhan Yesus langsung menolak dengan keras permintaan ini. Respon Iblis yang langsung pergi meninggalkan Yesus setelah Dia menolaknya dengan berkata, "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" (Mat 4:10 ITB), menunjukkan bahwa Yesus adalah memang Anak Allah. Tidak ada Pribadi yang bisa mengenyahkan Iblis kecuali Anak Allah. Yesus memang Anak Allah, Pencipta dunia dan Penguasa sesungguhnya atas segala kerajaan di bumi dan di sorga dengan segala kemegahannya, karena Iblis pergi setelah Dia enyahkan. Segala makhluk ciptaan sesungguhnya harus mendengarkan Yesus karena Dia adalah Anak Allah. 15
KESIMPULAN DAN PENERAPAN
1. Kemenangan Yesus dalam menghadapi pencobaan di padang gurun menunjukkan bahwa Yesus dalam keinsanian-Nya tidak berdosa dan tidak memiliki kemungkinan dan potensi untuk berbuat dosa (impeccability);
2. Kemenangan Tuhan Yesus dalam pencobaan di padang gurun menunjukkan bahwa sesungguhnya Dia adalah YHWH, Anak Allah, sendiri yang harus didengar dan ditaati.
3. Kemenangan Tuhan Yesus dalam pencobaan di padang gurun menunjukkan bahwa kita harus mendengarkan Dia, menyembah, dan berbakti kepada-Nya!
4. Selamat melayani Tuhan Yesus.