21 Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" 22 Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. (Matt. 18:21-22)
Pendahuluan
Sejak mendapat oposisi dan penentangan dari sebagian masyarakat Yahudi, —sesudah Ia melakukan pemberitaan Injil, pengajaran, dan pelayan mujizat kepada publik,— Tuhan Yesus mengalihkan fokus pelayanan-Nya kepada para murid. Menjelang penderitaan, kematian, kebangkitan, dan kenaikan-Nya ke Surga, Ia mempersiapkan mereka dan menekankan kesatuan hati dan pikiran: Jika para murid berhimpun dalam nama Tuhan Yesus, Ia berjanji hadir di tengah mereka; jika mereka hidup sehati sepikir, Tuhan Yesus berjanji doa mereka menjadi efektif. Ia juga memberikan kepada para murid-Nya otoritas “mengikat dan melepaskan” (Mat. 18:18-20).
Sebagai Implikasi tuntutan kesatuan ini, setiap murid-Nya harus bisa mengampuni saudaranya yang berdosa terhadap dirinya. Tanpa pengampunan sejati, tidak akan ada kesehatian. Pengampunan sejati terhadap seorang akan yang lain menjadi kunci bagi kesatuan jemaat.
Alasan Untuk Mengampuni Sesama
Di dalam Matius 18:21-35, Tuhan Yesus mengajarkan “tiga alasan bagi murid Kristus untuk mengampuni saudara seimannya yang berdosa terhadapnya ketika Ia menanggapi pertanyaan Petrus, "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? (Mat. 18:21). Ketiga alasan itu:
Mesias telah menanggung hukuman atas setiap dosa murid-Nya;
Hutang dosa kita yang telah TUHAN hapus dengan darah Mesias terlalu besar untuk tidak mengampuni dosa sesama; dan
Pengampunan segenap hati terhadap sesama mendapat ganjaran pengampunan penuh dari TUHAN.
Alasan 1: Mesias Menanggung Hukuman Akibat Dosa yang Diperbuat Setiap Murid-Nya
Alasan pertama untuk mengampuni dosa saudara seiman, Mesias telah menanggung hukuman akibat dosa yang diperbuat setiap murid-Nya. Para rabi Yahudi mengajarkan batas pengampunan suatu kesalahan sebanyak tiga kali; Petrus mengusulkan sebanyak tujuh kali (Mat. 18:21b); namun Tuhan Yesus mengajarkan pengampunan tujuh puluh kali tujuh.
Istilah 70x7 ini mengingatkan pada pengakuan dan permohonan Nabi Daniel agar TUHAN mengampuni segala dosa kejahatan umat-Nya dan memulihkan Kota Yerusalem. Lewat Malaikat Gabriel, TUHAN menjawab,
“Tujuh puluh kali tujuh masa telah ditetapkan atas bangsamu dan atas kotamu yang kudus, untuk melenyapkan kefasikan, untuk mengakhiri dosa, untuk menghapuskan kesalahan, untuk mendatangkan keadilan yang kekal, untuk menggenapkan penglihatan dan nabi, dan untuk mengurapi yang maha kudus.” (Dan. 9:24).
Ini berarti, meskipun Israel telah terus berdosa hingga dibuang ke negeri asing, tapi YHWH tidak menghukum dan memusnahkan mereka, sebaliknya Dia malah mau membersihkan dan memulihkan mereka.
Mengapa tidak ada hukuman pemusnahan terhadap Israel? Alasannya tersirat dalam pernyataan Gabriel bahwa di dalam 70x7 masa itu bakal terjadi penyingkiran terhadap “seorang yang telah diurapi, padahal tidak ada salahnya apa-apa” (Dan. 9:26). Nubuatan penyingkiran terhadap Mesias yang dicatat pada 536 SM ini tergenapi pada tahun 33 M dalam peristiwa penderitaan dan kematian Kristus di kayu salib untuk menanggung hukuman akibat dosa umat-Nya (Dan. 9:26; Yes. 53:6; 1Pet. 2:24), sehingga tidak ada lagi penghukuman terhadap setiap murid Kristus.
Jadi, dengan menggunakan istilah 70x7 itu, Tuhan Yesus memberikan alasan bagi Petrus dan semua murid-Nya untuk tidak menghukum, tetapi mengampuni saudaranya yang berdosa terhadapnya, yakni karena Mesias sendiri telah menanggung hukumannya di kayu salib. Prinsip pengampunan berbasis pengorbanan Mesias ini berlaku bagi semua umat Kristus.
Alasan 2: Hutang Dosa Kita Terhadap Elohim Yang Telah Dia Hapus Jauh Lebih Besar Dari Dosa Sesama Terhadap Kita
Alasan kedua bagi setiap orang Kristen untuk berbelas kasihan dan mengampuni saudara seimannya adalah karena hutang dosa kita terhadap Allah yang telah Dia hapus jauh lebih besar dari dosa sesama terhadap kita. Yesus mengilustrasikan ini dengan membandingkan seorang hamba yang dihukum karena tidak mau berbelaskasihan dan mengampuni hutang sesamanya sebesar 100 dinar (+ $16; 1 Dinnar = + $0,16) padahal sebelumnya ia telah mendapat pengampunan dari sang raja karena tidak sanggup membayar hutang yang jauh lebih besar, sebesar 10.000 talenta (jutaan dollar; 1 talenta = + 31,3 kg emas).
Jadi, jika Tuhan Yesus menghapus utang dosa kita yang sedemikian besar, yang tidak bisa dengan barang fana, perak atau emas, tapi hanya oleh darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat (1 Pet. 1:18-19), maka tentunya kita harus mengampuni hutang dosa saudara seiman terhadap kita yang jauh lebih kecil dari dosa yang telah kita lakukan terhadap Tuhan.
Alasan 3: Kita Ingin Mendapat Pengampunan Penuh Dari TUHAN
Alasan ketiga untuk mengampuni saudara seiman dengan segenap hati adalah karena kita ingin Tuhan sepenuhnya mengampuni dosa kita kepada-Nya. Ukuran yang kita pakai dalam mengampuni dosa saudara seiman akan TUHAN ukurkan kepada kita juga. Tuhan Yesus menegaskan, “apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu, maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, " (Matt. 18:35).
Jika kita tidak segenap hati dalam mengampuni sesama, sebagai konsekuensinya, kita pasti kehilangan banyak berkat Tuhan, meskipun bukan berupa kebinasaan abadi. Jika kita mengampuni dosa sesama kita dengan segenap hati, maka Tuhan juga akan sepenuhnya mengampuni dosa kita dan menyertai hidup kita dengan kasih karunia demi kasih karunia-Nya. Bukti dan pertanda kesungguhan kita dalam bertobat dan meminta ampun kepada Tuhan atas segala dosa kita adalah kerelaan dan belas kasihan kita dalam mengampuni saudara seiman yang berdosa kepada kita.
Penerapan Doa
DOA: Tuhan Yesus, terima kasih atas belas kasihan-Mu yang besar dengan menghapus semua dosaku dengan darah-Mu yang mahal. Biarlah saya senantiasa hidup dalam anugerah-Mu itu. Ajarlah dan tolonglah saya agar juga selalu bisa berbelas kasihan dan mengampuni dengan segenap hati jika saudaraku berdosa terhadap aku. Amin.